8 research outputs found

    PENGEMBANGAN KIT PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR II BERBASIS SIMULATOR PROTEUS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MAHASISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH

    Get PDF
    ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kit praktikum Elektronika Dasar II berbasis simulator Proteus untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah mahasiswa.Hasil observasi dalam prapenelitian menunjukkan bahwa mahasiswa kesulitan merangkai komponen elektronika, kekurangan waktu praktikum, dan kesulitan dalam mendapatkan data.Untuk mengatasi permasalahan  ini dilakukan pengembangan kit praktikum Elektronika Dasar IIberbasis menggunakan simulator Proteus. Melalui kit praktikum mahasiswa fokus pada proses pengambilan data dan menganalisis sinyal keluaran rangkaian elektronika.Sedangkan simulator Proteus dapat membantu dalam mengamati gejala-gejala yang tidak dapat diamati langsung dan sebagai data pembanding. Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan dengan tahapan adalah analisis kebutuhan, pengembangan produk awal, validasi ahli, uji lapangan dan revisi produk. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fisika FMIPA Universitas Bengkulu  semester ganjil 2018/2019dengan subyek penelitian ini adalah 22 mahasiswa. Pengumpulan data dilakukan menggunakan metode observasi dan kuesioner yang dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kit praktikum yang berhasil dikembangkan terdiri dari delapan percobaan yaitu penguat common drain, common source, emitor ditanahkan, pushpull, respon frekuensi rendah, inverting dan non inverting, integrator dan diferensiator, dan filter aktif. Kelayakan kit praktikum sebagai media pembelajaran di laboratorium berdasarkan validasi ahli sebesar 82,50% (sangat layak) dan berdasarkan pengguna sebesar 82, 64% (sangat layak). Kata kunci: kit praktikum elektronika dasar II, simulator proteus, praktikum berbasis masalah  ABSTRACT This study aims to develop a Basic Electronics II practicum kit based on the Proteus simulator to improve students' problem solving abilities. The results of observations in the pre-study showed that students had difficulty assembling electronic components, lack of practicum time, and difficulties in obtaining data. To overcome this problem, the development of Basic Electronics II based practicum kit using the Proteus simulator is carried out. Through the practicum kit students focus on the process of data retrieval and analyzing the electronic circuit output signal. Whereas the Proteus simulator can help in observing symptoms that cannot be observed directly and as comparative data. This research is a type of research and development with stages are needs analysis, initial product development, expert validation, field testing and product revision. This research was conducted in the Physics Laboratory of the University of Bengkulu FMIPA odd semester 2018/2019 with the subjects of this study were 22 students. Data collection was carried out using observation methods and questionnaires which were analyzed quantitatively descriptively. The results showed that the practicum kit that was successfully developed consisted of eight experiments namely common drain amplifier, common source, ground emitter, pushpull, low frequency response, inverting and non-inverting, integrators and differentiators, and active filters. The feasibility of the practicum kit as a learning media in a laboratory based on expert validation is 82.50% (very feasible) and based on the user is 82, 64% (very feasible). Keywords: basic electronics II practicum kit, proteus simulator, problem solving laborator

    Synergy Among the Indonesia Maritime Security Institutions in Conducting Maritime Patrol

    Get PDF
    Maritime patrols are necessary because Indonesia is vulnerable to maritime threats and disturbances. Patrols are not optimally covered the sea and the regulations are not comprehensive to be synergy guidelines. This article discusses how to synergize effective and efficient patrols at the six maritime security institutions, and finally reduce the level of threats and disturbances to maritime security. This article uses qualitative methods and synergy models, interviews were conducted with informants from six maritime security institutions. Various elements of the patrol require collaboration consisting of personnel, assets, and ideas from various institutions. The advantages of an institution that should be utilized together include the size of the budget or assets, personnel militancy, social patrols, targeting patrols, aerial monitoring, and shipping court mechanisms. Trust exists from long-standing interactions to see competence and integrity, not by coercion of regulations. Leaders must meet all the criteria for leaders, both those who want strong criteria and those who want accountability or integrity or can accept criticism. Maritime patrol synergy is formed by the interaction of collaboration, engagement, trust components, and leadership support to ensure the synergy runs

    Synergy Among the Indonesia Maritime Security Institutions in Conducting Maritime Patrol

    Get PDF
    Maritime patrols are necessary because Indonesia is vulnerable to maritime threats and disturbances. Patrols are not optimally covered the sea and the regulations are not comprehensive to be synergy guidelines. This article discusses how to synergize effective and efficient patrols at the six maritime security institutions, and finally reduce the level of threats and disturbances to maritime security. This article uses qualitative methods and synergy models, interviews were conducted with informants from six maritime security institutions. Various elements of the patrol require collaboration consisting of personnel, assets, and ideas from various institutions. The advantages of an institution that should be utilized together include the size of the budget or assets, personnel militancy, social patrols, targeting patrols, aerial monitoring, and shipping court mechanisms. Trust exists from long-standing interactions to see competence and integrity, not by coercion of regulations. Leaders must meet all the criteria for leaders, both those who want strong criteria and those who want accountability or integrity or can accept criticism. Maritime patrol synergy is formed by the interaction of collaboration, engagement, trust components, and leadership support to ensure the synergy runs

    FUTURE LEADER DI BIDANG MARITIM MENUJU INDONESIA EMAS 2045

    Get PDF
    Indonesia merupakan negara maritim dengan potensi hayati kita sangat melimpah untuk hidup sejahtera, tetapi di wilayah pesisir justru identik dengan kemiskinan. Di sisi lain, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi pada tahun 2045. Penelitian ini menganalisis upaya meningkatkan SDM menjadi future leader pada bidang maritim dalam persiapan menghadapi era Indonesia emas 2045. Penelitian ini menggunakan kajian literatur dan metode analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bagaimana meningkatkan kualitas SDM dan menyiapkan future leader di bidang maritim melalui pendekatan pendidikan, beasiswa, pelatihan, serta peran agent of change di bidang maritim. Peran agent of change di bidang maritim dapat berupa tokoh politik bervisi maritim, juru runding pemanfaatan jalur laut, nelayan mitra pemerintah, dan pemuda cinta maritim

    EFEKTIVITAS PENATAUSAHAAN PERLENGKAPAN LABORATORIUM PADA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BENGKULU

    No full text
    Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan dan menganalisis efektivitas penatausahaan perlengkapan laboratorium pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Bengkulu. Secara konseptual efektivitas penatausahaan perlengkapan laboratorium pada Sub Bagian Umum dan Perlengkapan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Bengkulu diartikan sebagai kemampuan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam untuk menghimpun, mencatat, mengolah, menggandakan dan mengirim serta menyimpan informasi yang terkait dengan pelaksanaan perlengkapan laboratorium. Sedangkan secara operasional hal tersebut dapat dilihat dari indikator tersedianya data/informasi tentang perlengkapan laboratorium yang dijalankan melalui aktivitas penatausahaan pada Sub Bagian Umum dan Perlengkapan. Untuk menjaring data dalam penelitian ini dilakukan wawancara kepada informan pokok dan pangkal serta observasi maupun studi pustaka. Khususnya pada informan pokok terdiri dari Kepala Sub Bagian Umum dan Perlengkapan beserta staf tata usaha dan petugas laboran Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Bengkulu. Sedangkan pada informan pangkal pimpinan fakultas, Kabag Tata Usaha Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Bengkulu. Setelah data diperoleh dilakukan pengolahan dan analisis dengan menggunakan metode analisis kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa memiliki kecenderungan ke arah yang positif (efektif) atau dapat diartikan bahwa Sub Bagian Umum dan Perlengkapan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Bengkulu telah mampu mewujudkan efektivitas penatausahaan pelaksanaan perlengkapan laboratorium. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil akhir pelaksanaan pekerjaan tata usaha yang terdiri dari pekerjaan menghimpun, mencatat, mengolah, menggandakan, mengirim dan menyimpan informasi, yakni tersedianya dan terdistribusikan serta terdokumentasikannya informasi tentang jumlah dan jenis perlengkapan laboratorium

    PENGEMBANGAN KIT PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR II BERBASIS SIMULATOR PROTEUS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MAHASISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH

    Get PDF
    ABSTRAK   Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kit praktikum Elektronika Dasar II berbasis simulator Proteus untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah mahasiswa.Hasil observasi dalam prapenelitian menunjukkan bahwa mahasiswa kesulitan merangkai komponen elektronika, kekurangan waktu praktikum, dan kesulitan dalam mendapatkan data.Untuk mengatasi permasalahan  ini dilakukan pengembangan kit praktikum Elektronika Dasar IIberbasis menggunakan simulator Proteus. Melalui kit praktikum mahasiswa fokus pada proses pengambilan data dan menganalisis sinyal keluaran rangkaian elektronika.Sedangkan simulator Proteus dapat membantu dalam mengamati gejala-gejala yang tidak dapat diamati langsung dan sebagai data pembanding. Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan dengan tahapan adalah analisis kebutuhan, pengembangan produk awal, validasi ahli, uji lapangan dan revisi produk. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fisika FMIPA Universitas Bengkulu  semester ganjil 2018/2019dengan subyek penelitian ini adalah 22 mahasiswa. Pengumpulan data dilakukan menggunakan metode observasi dan kuesioner yang dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kit praktikum yang berhasil dikembangkan terdiri dari delapan percobaan yaitu penguat common drain, common source, emitor ditanahkan, pushpull, respon frekuensi rendah, inverting dan non inverting, integrator dan diferensiator, dan filter aktif. Kelayakan kit praktikum sebagai media pembelajaran di laboratorium berdasarkan validasi ahli sebesar 82,50% (sangat layak) dan berdasarkan pengguna sebesar 82, 64% (sangat layak).   Kata kunci: kit praktikum elektronika dasar II, simulator proteus, praktikum berbasis masalah     ABSTRACT   This study aims to develop a Basic Electronics II practicum kit based on the Proteus simulator to improve students' problem solving abilities. The results of observations in the pre-study showed that students had difficulty assembling electronic components, lack of practicum time, and difficulties in obtaining data. To overcome this problem, the development of Basic Electronics II based practicum kit using the Proteus simulator is carried out. Through the practicum kit students focus on the process of data retrieval and analyzing the electronic circuit output signal. Whereas the Proteus simulator can help in observing symptoms that cannot be observed directly and as comparative data. This research is a type of research and development with stages are needs analysis, initial product development, expert validation, field testing and product revision. This research was conducted in the Physics Laboratory of the University of Bengkulu FMIPA odd semester 2018/2019 with the subjects of this study were 22 students. Data collection was carried out using observation methods and questionnaires which were analyzed quantitatively descriptively. The results showed that the practicum kit that was successfully developed consisted of eight experiments namely common drain amplifier, common source, ground emitter, pushpull, low frequency response, inverting and non-inverting, integrators and differentiators, and active filters. The feasibility of the practicum kit as a learning media in a laboratory based on expert validation is 82.50% (very feasible) and based on the user is 82, 64% (very feasible).   Keywords: basic electronics II practicum kit, proteus simulator, problem solving laborator

    Strategi Pengembangan Usaha Pemasaran Ikan Lele Masamo (Clarias Gariepinus) Di Kelompok Tani Sumber Lancar Kecamatan Blimbing Kota Malang

    No full text
    Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Juli sampai dengan Agustus 2016 di Kelompok Tani Sumber Lancar, Kelurahan Balearjosari, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur.Penelitian dilakukan pada usaha pembesaran dan pemasaran Ikan Lele yang dimiliki oleh Bapak Pantja selaku ketua anggota Kelompok Tani Sumber Lancar. Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui secara langsung bagaimana sistem strategi pemasaran pada usaha pemasaran Ikan Lele di Kelompok Tani Sumber Lancar, Kelurahan Balearjosari, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :1) Menganalisis strategi pemasaran yang dilakukan oleh Kelompok Tani Sumber Lancar dalam pemasaran ikan lele masamo. 2) Mengidentifikasi dan Menganalisis faktor internal dan eksternal pemasaran ikan lele masamo di Kelompok Tani Sumber Lancar. 3) Menyusun alternatif strategi pemasaran untuk pengembangan usaha ikan lele masamo di Kelompok Tani Sumber Lancar. Penelitian ini dilakukan dengan beberapa metode diantaranya: observasi, wawancara, dan juga pencatatan dan mengunakan metode analisis SWOT untuk mendapatkan strategi pemasaran yang tepat untuk diterapkan.Metode tersebut saling berkaitan dan mendukung dalam menjalankan Penelitian. Pengambilan data dimulai dari proses input masuk, proses produksi pembesaran Ikan Lele sampai dengan produk akhir yang dihasilkan dan siap untuk dipasarkan. Usaha pemasaran Ikan Lele telah dirintis oleh Pembudidaya di berbagai daerah, termasuk di Malang, Jawa Timur. Selain dikenal sebagai Kota wisata, Malang juga dikenal dengan wisata kulinernya yang salah satu bentuk olahannya yaitu dari Ikan Lele, sehingga hal inilah yang dimanfaatkan oleh Pembudidaya di Malang untuk berusaha memenuhi permintaan pasar terhadap Ikan Lele. Salah satunya melalui Kelompok Tani Sumber Lancar, yang terletak di Kecamatan Blimbing, Kota Malang. Strategi yang tepat merupakan salah satu tindakan yang sangat berpengaruh dalam usaha pemasaran Ikan Lele Masamo karena ketersedian output, sarana dan prasarana tentu saja sangat mendukung ketika dalam proses pemasaran yang akan dilakukan maka dari itu dalam usaha pembesaran dan pemasaran Ikan Lele yang dilakukan oleh Bapak Pantja sangat memperhatIkan faktor-faktor eksternal dan internaldiantaranya:sarana, prasarana, output pemasaran dan proses pemasaran Ikan Lele itu sendiri. Untuk mengubah output atau menambah nilai kegunaan dari suatu produk tentu saja dibutuhkan yang namanya manjemen pemasaran tidak terkecuali pada usaha pembesaran Ikan Lele milik Bapak Pantja yang berusaha menambah nilai jual dari suatu produk yaitu Ikan lele yang berperan sebagai output yang tentu saja sudah memiliki nilai jual akan tetapi untuk meningkatakan nilai kegunaan maupun nilai jual perlu dilakukan strategi usaha pemasaran yang tepat terhadap usaha pembesaran Ikan Lele. Hal ini sesuai dengan pendapat Ahman (2006), yang menyatakan bahwa strategi pemasaran adalah kegiatan pengendalain strategi pemasaran agar dapat menghasilkan atau memberi keuntungan dari suatu barang atau jasa yang kemudian dijalankan sesuai dengan strategi yang tepat seperi penentuan segmentasi pasar, sasaran pasar, posisi pasar dan ciri khas dari produk serta bauran pemasaran yaitu P4 yang mendukung yakni produk yang berkualitas, harga yang bersaing, tempat yang strategis dan promosi yang tepat. Kelompok tani sumber lancar dalam menjalankan usaha pemasaran ikan lele masamo tentu memperhatikan dan mengendalikan faktor-faktor internal dan eksternal yang terjadi di dalam maupun di luar perusahaan.Faktor-faktor internal yang dapat dikendalikan oleh kelompok tani sumber lancar sehingga menjadi kekuatan den kelemahan yang harus di kelolah yaitu Manajemen, Sumber Daya Manusia, Keuangan, Pemasaran, dan Operasional Atau Produksi.Faktor-faktor eksternal yang harus dihadapi oleh kelompok tani sumber lancar sehingga menjadi peluang dan ancaman untuk keberlangsungan usaha adalah Kondisi Perekonomian, Sosial Dan Budaya, Pemerintah, Teknologi dan Persaingan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan pada usaha pemasaran Ikan Lele Masamo milik bapak Pantja anggota kelompok Tani Sumber Lancar.Didapat alternatif strategi utama dari analisis SWOT yang harus diterapkan agar usaha pemasaran ikan lele masamo berkembang adalah 1) Meningkatkann jumlah produksi ikan lele untuk memenuhi target pasar serta membuka pasar baru baik di dalam kota malang maupun diluar kota malang agar. 2) Melakukan promosi yang lebih gencar melalui media sosial agar informasi ikan lele masamo dapat tersebar dengan luas serta ikan lele masamo dapat dipasarkan secara cepat. 3) Meningkatkan kualitas ikan lele dan menambah kerja sama dengan tengkulak lain dan 4) Meningkatkan kerja sama dengan pemerintah dalam mengembangkan pemasaran ikan lele. Serta pengendalian faktor eksternal dan internal agar strategi pemasaran dapat diterapkan dengan baik. Jika dilihat dari hasil prioritas strategi yang didapat dari analisis SWOT maka disarankan kepada pihak Kelompok Tani Sumber Lancar untuk terus meningkatkan dan mengembangkan usahanya agar dapat memperoleh keuntungan yang lebih besar lagi dengan cara meningkatkan mutu, fasilitas, kualitas dan kuantitas jumlah produksi dan penjualan ikan lele per siklus produksinya agar permintaan ikan lele untuk wilayah kota malang dapat terpenuhi, mengingat tingginya permintaan dari konsumen dan produksinya sendiri belum bisa menampung semua permintaan tersebut serta mengadakan pelatian-pelatihan budidaya ikan lele kepada masyarakat sekitar selain itu juga harus memperluas daerah pemasaran dengan cara memperbesar volume produksi sehingga permintaan di wilayah malang dapat terpenuhi dan dapat memenuhi permintaan di kota-kota atau wilayah lain

    Maritime Patrol Collaboration with Indonesian Maritime Law Enforcement Agencies

    No full text
    With so many agencies patrolling separately, the patrol becomes ineffective and inefficient. Each agency needs a budget and conducts repeated ship inspections. The expected condition is when all agencies can collaborate in carrying out patrols. Researchers used qualitative methods with exploratory designs. Interviews were conducted with informants from Bakamla, TNI AL, Polair, Bea Cukai, PSDKP, and KPLP. The results of the research show that collaboration is needed to combine various elements of patrols from various authorities in the sea. Researchers suggest collaboration between agencies with joint base assets and create a ship inspection information system in real-time
    corecore